Model Contingensi ( fiedler )
Teori kepemimpinan adalah
teori yang menekankan pada hubungan pemimpin dengan bawahannya serta
sejauh mana pemimpin dapat mengendalikan dan mempengaruhi suatu situasi.
Model teori ini di kembangkan oleh fiedler model ini menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang di
hadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu yang sulit. Konsepsi
kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin
dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan yang efektif dan
tingkat kematangan pengikutnya. Perilaku pengikutnya atau bawahan ini
amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan
saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya,
akan tetapi sebagai kelompok, pengikut dapat menentukan kekuatan pribadi
apapun yang dimiliki pemimpin.
Model Vroom and Yetton
Teori ini menjelaskan tentang model
kepemimpinan yang berupaya untuk menggambarkan seberapa banyak
partisipasi bawahan yang seharusnya diikuti dalam pengambilan keputusan
di sebut juga teori normative, karena mengarah pada pemberian suatu
rekomendasi tentang gaya kepemimpinan yang sebaiknya digunakan dalam
situasi tertentu. Yaitu berfokus pada tinggkat partisipasi yang di
perbolehkan oleh pemimpin dalam pengambilan keputusan dan seleksi
pendekatan yang akan memaksimalkan manfaat yang akan di dapat oleh
kelompok dan pada waktu yang bersamaan, meminimilasi gangguan pencapaian
tujuan kelompok. Teori ini juga memberikan serangkaian aturan untuk
menentukan bentuk dan banyaknya pengambilan keputusan partisipasif dalam
situasi yang berbeda beda. Model yang menjelaskan bagaimana seorang
pemimpin dalam berbagai situasi. Model ini ,menunjukkan bahwa tidak ada
corak kepemimpinan vrooom and yetton ini merupakan salah satu teori
contingency.
Biasanya gaya suportif akan berperilaku sebagai
berikut :
1.menyampaikan pujian jika anak buah melakukan pekerjaan dengan baik.
2.tidak menuntut lebih dari kemampuan
3.ramah dan mudah didekati
4.mau melakukan perubahan
5.memperlakukan anak buah sebagai teman sejawat
Model Path Goal ( jalan –
tujuan )
Teori ini menjelaskan bahwa
efektifitas seseorang pemimpin di dasarkan atas kemampuanya di dalam
menimbulkan kepuasan dan motivasi para anggota kelompok. Dasar dari
teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu
anggotanya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan
dukungan atau keduanya yang dibutuhkan untuk menjamin tujuan mereka
sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara keseluruhan.
Istilah path goal ini datang
dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif memperjelas jalur untuk
membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka, dan
menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih mudah dengan
mengurangi hambatan, dengan menggunakan rancangan insentif untuk
penghargaan dan hukuman bagi mereka yang berhasil atau gagal dalam
mencapai tujuan kelompok. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang
pemimpin di wajibkan untuk menggunakan perilaku kepimimpinan yang
berbeda sesuai dengan tuntutan situasi. Prilaku pemimpin akan diterima
oleh anggota kelompok sejauh mereka menganggap itu sebagai sumber
kepuasan langsung atau kepuasan di masa yang yang akan datang.
Contoh Kasus
Sony pada Kamis mengatakan akan mengurangi sekitar 10
ribu pekerjaan dan menghabiskan hampir 1 miliar dolar Amerika (sekitar
Rp 9,18 triliun) pada restrukturisasi elektronik Jepang dan raksasa
hiburan untuk membendung kerugian yang sangat besar.
Pimpinan baru Kazuo Hirai mengatakan pembenahan perusahaan akan menelan biaya 75 miliar yen (sekitar Rp8,49 kuadriliun) tahun fiskal ini, hanya beberapa hari setelah mengalami rekor kerugian tahunan – yang merupakan tahun keempat berturut-turut.
Hirai mengatakan akan membuat unit televisi andalan perusahaan yang menguntungkan dalam waktu dua tahun dengan pemotongan biaya dan meningkatkan citra merek televisi Bravia, sebuah bisnis yang dia sebut sebagai bagian dari make-up Sony.
"Sekarang adalah waktu Sony untuk berubah," kata Hirai, yang menggantikan Howard Stringer asal AS kelahiran Wales awal tahun ini, kepada wartawan di kantor pusat perusahaan di Tokyo Kamis.
"Yang mendesak adalah bahwa kita memperkuat bisnis inti kami sementara membangun kembali bisnis TV kami. Televisi adalah DNA Sony."
Selain PHK, yang mencapai sekitar 6,0 persen dari total angkatan kerja Sony, reformasi termasuk memperluas PlayStation dan bisnis game online, mendorong lebih lanjut ke pasar negara berkembang dan mengincar pasar baru, seperti sektor peralatan medis.
Perusahaan itu mengatakan, pihaknya bertujuan untuk meraih pendapatan 8,5 triliun yen (sekitar Rp 960,5 triliun) tahun 2015.
"Kita harus mempercepat kecepatan manajemen kami, mengubah portofolio bisnis kami, dan berinovasi," kata Hirai.
"Tujuan kami di Sony adalah untuk menjadi perusahaan yang menciptakan produk dan layanan yang merangsang rasa ingin tahu pelanggan di seluruh dunia dan memberikan mereka pengalaman emosional."
Sony memperingatkan awal pekan ini akan mencatat kerugian setahun penuh 520 miliar yen (sekitar Rp 58,72 triliun), lebih dari lima kali prediksi kerugian 90 miliar yen pada bulan November.
Raksasa elektronik Jepang ini telah menderita dalam beberapa tahun terakhir, khususnya dalam bisnis televisi mereka saat persaingan yang ketat telah membuat harga jatuh, sedangkan efek dari penguatan yen dan ekonomi global juga memukul penjualan.
Pimpinan baru Kazuo Hirai mengatakan pembenahan perusahaan akan menelan biaya 75 miliar yen (sekitar Rp8,49 kuadriliun) tahun fiskal ini, hanya beberapa hari setelah mengalami rekor kerugian tahunan – yang merupakan tahun keempat berturut-turut.
Hirai mengatakan akan membuat unit televisi andalan perusahaan yang menguntungkan dalam waktu dua tahun dengan pemotongan biaya dan meningkatkan citra merek televisi Bravia, sebuah bisnis yang dia sebut sebagai bagian dari make-up Sony.
"Sekarang adalah waktu Sony untuk berubah," kata Hirai, yang menggantikan Howard Stringer asal AS kelahiran Wales awal tahun ini, kepada wartawan di kantor pusat perusahaan di Tokyo Kamis.
"Yang mendesak adalah bahwa kita memperkuat bisnis inti kami sementara membangun kembali bisnis TV kami. Televisi adalah DNA Sony."
Selain PHK, yang mencapai sekitar 6,0 persen dari total angkatan kerja Sony, reformasi termasuk memperluas PlayStation dan bisnis game online, mendorong lebih lanjut ke pasar negara berkembang dan mengincar pasar baru, seperti sektor peralatan medis.
Perusahaan itu mengatakan, pihaknya bertujuan untuk meraih pendapatan 8,5 triliun yen (sekitar Rp 960,5 triliun) tahun 2015.
"Kita harus mempercepat kecepatan manajemen kami, mengubah portofolio bisnis kami, dan berinovasi," kata Hirai.
"Tujuan kami di Sony adalah untuk menjadi perusahaan yang menciptakan produk dan layanan yang merangsang rasa ingin tahu pelanggan di seluruh dunia dan memberikan mereka pengalaman emosional."
Sony memperingatkan awal pekan ini akan mencatat kerugian setahun penuh 520 miliar yen (sekitar Rp 58,72 triliun), lebih dari lima kali prediksi kerugian 90 miliar yen pada bulan November.
Raksasa elektronik Jepang ini telah menderita dalam beberapa tahun terakhir, khususnya dalam bisnis televisi mereka saat persaingan yang ketat telah membuat harga jatuh, sedangkan efek dari penguatan yen dan ekonomi global juga memukul penjualan.
Analisis
Dari kasus diatas yang cocok dan sesuai dengan teori adalah Teori Contingency/situasional karena
mengandung aspek - aspek yang keterkaitan antara kondisi atau variabel
situasional dengan watak atau tingkah laku dan gaya kepemimpinan dan
kesesuaian situasi yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. Cara mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan model Kontingensi salah satunya yaitu :
Melihat arus kemajuan tekhnologi yang saat ini semakin maju dan berkembang, perusahaan harus bisa mengembangkan atau meluncurkan produk yang lebih kreatif. Hal ini di lakukan, agar bisa mendongkrak nilai penjualan dan tentunya bisa mengalahkan pesaing-pesaing yang sejenis yang terus mengeluarkan produk-produk terbaru dan tercanggih .Sony harus selalu bisa mengikuti perkembangan zaman dan selera konsumen atau harus bisa melakukan berbagai seraikaian variasi megikuti trend masa kini.
Melihat arus kemajuan tekhnologi yang saat ini semakin maju dan berkembang, perusahaan harus bisa mengembangkan atau meluncurkan produk yang lebih kreatif. Hal ini di lakukan, agar bisa mendongkrak nilai penjualan dan tentunya bisa mengalahkan pesaing-pesaing yang sejenis yang terus mengeluarkan produk-produk terbaru dan tercanggih .Sony harus selalu bisa mengikuti perkembangan zaman dan selera konsumen atau harus bisa melakukan berbagai seraikaian variasi megikuti trend masa kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar